6 Kesalahan Ejaan dalam Skripsi

Menulis skripsi bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya dibuat pusing dengan penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan yang harus di ikuti, juga bimbingan dengan dosen yang harus rutin dilaksanakan membuat mahasiswa-mahasiswa semester akhir cukup menderita. Pada saat ini pula lah, mahasiswa semester akhir mulai dipaksa untuk memahami ejaan bahasa Indonesia yang baku atau yang kita kenal dengan EYD (ejaan yang disempurnahkan).

Meskipun ada bimbingan rutin dengan dosen dan revisi-revisi, bukan berarti skripsi kamu bebas seratus persen dari kesalahan ejaan. Sebab biasanya dosen terlalu sibuk untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan ejaan dan hanya mencoret-coret bagian-bagian tertentu yang bersifat substansial saja.

Jadi, mau tidak mau mahasiswa harus memahami kaidah penulisan ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia. Malu kan kalau kesalahan-kesalahan itu justru ditemukan oleh orang lain setelah sidang dan skripsi tersebut dipublikasikan? Bukan hanya nama mahasiswanya yang dipertaruhkan, tetapi juga nama dosen pembimbing dan universitas. Berikut adalah 6 kesalahan ejaan yang sering kali ditemui dalam skripsi.

6. Penggunaan Awalan Di

“Penulis menemukan fenomena campur kode dan alih kode yang sering di lakukan oleh kedua pembicara dalam percakapan tersebut…”

Banyak yang masih kebingungan dalam penggunaan di sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Contohnya adalah kalimat di atas. Di pada kalimat di atas merupakan awalan, sehingga harus ditulis melekat dengan kata kerja. Jadi penulisan yang benar adalah dilakukan bukan di lakukan. Sedangkan di yang berupa kata depan ditulis terpisah seperti berikut ini.

“Aku menunggumu di halte bus.”

5. Tidak Ada Koma Sebelum Kata “Dan”

“Sastrawan yang mewakili zaman Meiji antara lain Natsume Soseki, Mori Ogai dan Ishikawa Takuboku.”

Sekilas terlihat tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Namun, jika kamu jeli, kamu akan menemukan satu kesalahan tanda baca dalam kalimat tersebut. Ya, tidak adanya tanda baca koma sebelum dan. Padahal jika item yang disebutkan lebih dari dua, perlu ada koma antara kata dan dengan kata sebelumnya.

Berikut adalah penulisan yang benar.

“Aku libur pada hari Sabtu dan Minggu”

“Ibu memasak sayur, daging, dan kerupuk untuk makan siang.”

4. Penggunaan Kata Hubung “Namun”

“Gadget memang berguna bagi kehidupan manusia, namun penggunaan yang berlebihan ternyata membawa dampak yang buruk bagi kehidupan sosial mereka.”

Banyak yang mengira bahwa kata namun dan tetapi dapat saling menggantikan. Tetapi ternyata dalam bahasa tulis, penggunaan kedua kata hubung ini berbeda. Kata tetapi memang boleh diletakkan di tengah kalimat sebagai penghubung antar klausa, tapi kata namun tidak boleh diletakkan di tengah kalimat karena namun merupakan penghubung antar kalimat. Sehingga, posisinya harus berada di awal kalimat.

“Kebijakan ini diklaim pemerintah akan membawa perubahan baik bagi masyarakat. Namun, banyak ahli yang menilai kebijakan ini tidak berpihak kepada kalangan kecil.”

3. Penulisan Kata/Kalimat Miring

“PBB atau yang dalam bahasa Inggris disebut United Nations…”

Kata dalam bahasa asing atau dalam bahasa daerah harus ditulis secara italic atau miring. Namun, dalam menulis skripsi, banyak sekali mahasiswa yang lalai untuk menuliskannya dengan huruf miring. Berikut adalah contoh penulisan yang benar.

“Tiga golongan tersebut adalah santri, abangan, dan priayi.”

“… kemudian membentuk organisasi persiapan kemerdekaan dengan nama Dokuritsu Junbi Inkai…”

2. Tidak Ada Tanda Strip Antara Kata Depan dan Angka

“Pada usianya yang ke 31, ia menulis cerita pendeknya yang berjudul…”

Adakah yang janggal dari kalimat di atas? Ya, tidak adanya tanda strip antara kata depan dan angka 31. Dalam bahasa Indonesia, jika penulisan angka ditulis dengan angka, maka kita perlu membubuhkan tanda strip setelah kata depan. Jika angka ditulis dengan huruf, maka kata depan ditulis melekat dengan angka tersebut.

Misalnya:

“Ia meninggal tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-90”

“Hari ini adalah ulang tahunnya yang kedua puluh.”

1. Pelesapan Huruf Saat Diberi Imbuhan

Memperlukan (Salah) Memerlukan (Benar)

Mengkonsumsi (Salah) Mengonsumsi (Benar)

Mencontek (Salah) Menyontek (Benar)

Masih banyak mahasiswa yang merasa kebingungan tentang bagaimana penulisan kata setelah diberi imbuhan. Padahal ada beberapa huruf yang hilang ketika diberi imbuhan tertentu. Seperti misalnya huruf “p” dalam kata “perlu” yang dihilangkan ketika mendapat imbuhan “meN-” menjadi “memerlukan”, dan lain sebagainya.

Masalah pelesapan ini bisa kamu ketahui lebih lanjut dengan membaca artikel ini. (Beri link ke artikel tentang pelesapan huruf)

Nah, itulah beberapa kesalahan ejaan yang sering ditemukan dalam penulisan skripsi. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu tidak termasuk orang yang melakukan kesalahan itu ya. Merasa artikel ini bermanfaat? Ayo share di media sosial kamu.